BAGAIMANA KBM DIMASA NEW NORMAL
Bagaimana KBM di Masa New Normal?
Oleh Fransiskus
Ndejeng*
Kegiatan sekolah
setelah jeda semester genap tahun pelajaran 2019/2020 tanggal 20 Juni – 11 Juli
2020; terhitung mulai 13 Juli 2020, secara nasional ditetapkan sebagai kalender
dimulainya tahun akademik 2020/2021. Pernyataan ini telah diumumkan secara
nasional oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nasional, melalui Dirjen Guru
dan Tenaga Kependidikan, Dr. Iwan Syahrir. Kegiatan pembelajaran di masa new
normal, tidak diwajibkan untuk “Menuntaskan target Pencapaian Kurikulum”
pembelajaran di sekolah.
Mengapa? Sebab,
pembelajaran diharapkan berlangsung secara daring (dalam jaringan) dan sedapat
mungkin bisa belajar mengajar luring (di luar jaringan). Keselamatan peserta
didik, guru, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat lebih diutamakan
dari pembelajaran masa new normal. Dengan syarat sesuai protokol kesehatan
secara ketat.
Untuk itu, setiap
satuan pendidikan di semua level dari pendidikan paud, pendidikan dasar dan
menengah hingga pendidikan tinggi, wajib mengikuti tata kelola protokol kesehatan
secara ketat dan bergotong royong, melalui pendekatan social distancing dan
physical distancing, pakai masker, jaga jarak dan cuci tangan. Semua pemangku
kepentingan sekolah menerapkan protokol kesehatan secara ketat pula. Mengecek
peserta didik secara bijak, menyiapkan fasilitas perlindungan diri.
Menyambut
pembelajaran new normal, SMP Negeri 1 Komodo, Kecamatan Komodo, Kabupaten
Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, telah persiapkan sedari awal dengan rapat
terbatas unsur pimpinan sekolah dan pihak terkait pada hari/tanggal, Kamis, 18
Juni 2020. Intinya, mempersiapkan pendekatan dan metode pembelajaran masa new
normal melalui penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Sebab, SMP Negeri 1
Komodo, sebagai salah satu unit satuan pendidikan terbesar setelah SMP Negeri 1
Lembor di Wae Nakeng, Kecamatan Lembor; dengan potensi siswa 887 orang dengan
kekuatan 30 rombongan belajar. Membutuhkan perhatian dengan sungguh.
Menjadi perhatian dan
keprihatianan semua pihak; terutama guru, orangtua, karena mengatur karakter
siswa beranekaragam butuh dukungan semua pemangku kepentingan.
Namun, kita amat
percaya kerja sama semua kepentingan di sekolah, dukungan orang tua dan
masyarakat menjadi hal penting untuk bisa terhindar dari infeksi virus corona.
Walaupun untuk mendorong demi mengubah mindset dan karakter siswa butuh proses
dari orang tua di rumah dan guru di sekolah. Secara di siplin butuh koordinasi,
kerja sama dan sinkronisasi antara semua pihak di sekolah, masyarakat dan orang
tua.
Tidak bisa bekerja
sendiri-sendiri di tengah masa pandemi dan masa new normal. Jangan dianggap
remeh temeh dengan virus mematikan ini. Apabila tidak mendapat dukungan dapat
menimbulkan kematian yang sia-sia. Peserta didik tidak dipaksakan untuk
mengikuti pembelajaran di ruang kelas bagi zona hijau sebesar 6% untuk 81
kabupaten/kota. Apalagi zona merah, kuning dan orange sebesar 94% pada 429
kabupaten/kota. Tidak dipaksakan bagi siswa yang sakit datang ke sekolah. Juga
guru dan tenaga kependidikan. Kalau merasa diri tidak sehat, tidak dipaksakan
datang ke sekolah. Tapi, kejujuran dan karakter menjadi perhatian utama bagi
kepentingan peserta didik dan bagi kita semua.
efektif, yaitu
“Google Classroom” berpusat di sekolah. Setiap guru mata pelajaran menyiapkan
perangkat pembelajaran berupa materi tatap muka secara online.
Kebetulan sekolah
sudah memiliki jaringan media website. Di samping itu, peserta didik yang tidak
memiliki fasilitas hp android bisa menggunakan metode luring (di luar jaringan)
dengan berbagai alasannya.
Namun, bagi para guru
yang akan mengikuti pembelajaran yang akan datang, dipersiapkan dari awal masuk
sekolah pada tahun pembelajaran baru 2020/2021, dengan dibekali bimtek “KBM
Google Classroom” yang akan berlangsung dari tanggal 14-16 Juli 2020 di
sekolah. Langsung dipraktekkan pada pembelajaran awal tanggal 20-23 Juli 2020
di dalam kelas menurut shift. Misalnya, kelas 9A memiliki jumlah siswa sebanyak
32 siswa, maka dibagi atas dua shift dalam tatap muka untuk menghindari kontak
fisik. Dengan setiap shift memiliki 16 siswa pertemuan tatap muka.
Selanjutnya tetap
mengikuti protokol kesehatan yang berlaku. Diusahakan siswa tidak boleh
berkumpul. Tatap muka di kelas hanya proses awalnya saja dengan tidak ada jeda
istirahat. Butuh komitmen bersama antara guru, tenaga kependidikan dan orang
tua. Tanpa itu, sia-sia saja.
Selain itu,
koordinasi bagian kesiswaan dan pembina OSIS ketika pendaftaran ulang peserta
didik baru maupun peserta kelas 8 dan 9 untuk mendaftarkan semua pemilik hp
android siswa dan orang tua di rumah, untuk memudahkan akses bagi sekolah,
terutama guru mata pelajaran dan wali kelas serta guru Bimbingan dan Konseling,
dalam pembelajaran daring. Karena dari bagian kurikulum sekolah akan menyusun
jadwal pertemuan per-kelas dari kelas VII, VIII dan IX setiap hari. Kapan bisa
mengetahui jadwal pembelajaran dari setiap mata pelajaran yang diasuh guru mata
pelajaran masing-masing. Oleh karena itu, setiap orang tua dan atau wali siswa
wajib mengontrol dan memonitor pembelajaran dan mengetahui tugas-tugas peserta
didik di rumah.
Mendorong untuk
selalu terlibat dengan kepentingan sekolah demi masa depan anak Anda. Tanpa
kerja sama yang baik tidak bisa tercapai tujuan pembelajaran anak yang
dibelajarkan guru dari sekolah ke rumah.
Untuk pembelajaran di
luar jaringan (luring), sekolah memiliki kebijakan untuk melakukan pembelajaran
home visit (kunjungan rumah) dan atau parenting (orang tua asuh) seperlunya
untuk siswa yang tidak memiliki hp android. Bisa parenting di sekolah secara
terbatas dan mengikuti shift guru. Khusus siswa di dalam kota. Butuh kerja sama
para wali kelas dan guru bimbingan konseling sekolah di bawah koordinasi wakil
kepala sekolah urusan humas. Semoga semua pihak terutama tiga batu tungku
sekolah (sekolah, guru dan wali kelas), orang tua wali dan masyarakat mendapat
perhatian sungguh-sungguh guna menyukseskan pembelajaran masa depan peserta
didik di masa new normal ini. Semoga!
SMPN 1 Komodo